Berikut ini adalah beberapa ilmuwan yang namanya dikenal dunia internasional beserta temuannya
Dr. Joe Hin Tjio (23 Kromosom)
Ahli
cytogenetics (cabang dari ilmu genetika yang fokus pada penelitian soal
struktur dan fungsi sel, khususnya kromosom) ini menemukan fakta bahwa kromosom
manusia berjumlah 23. Temuan ahli genetika Amerika kelahiran Indonesia 2
November 1919 ini mematahkan keyakinan para ahli genetika sebelumnya bahwa
jumlah kromosom adalah 24. Ia melakukan penelitian di laboratorium Institute of
Genetics of Sweden’s University of Lund pada tahun 1955. Ia berhasil menghitung
jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom
manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University,
AS. Ia meninggal dunia tanggal 27 November 2001.
Prof. Dr. Ir. Sedijatmo (Pondasi Cakar Ayam)
Penemu
pondasi cakar ayam ini lahir di Karanganyar 24 Oktober 1909 (meninggal tahun
1984). Ide cakar ayam bermula pada tahun 1961 saat ia sebagai pejabat PLN harus
mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Dengan susah payah, dua menara berhasil didirikan dengan sistem pondasi
konvensional, sedangkan sisanya masih terbengkelai. Menara ini akan digunakan
untuk menyalurkan listrik dari pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke
Gelanggang Olah Raga Senayan tempat diselenggarakannya pesta olah raga Asian
Games 1962.
Karena
waktunya sangat mendesak, sedangkan sistem pondasi konvensional sangat sukar
diterapkan di rawa-rawa tersebut, maka dicarilah sistem baru. Lahirlah ide Ir
Sedijatmo untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri atas pelat beton
dengan dukungan pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan pelat itu melekat secara
monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Pondasi
yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan
tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini
kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan
menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di
Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di negara lain,
seperti Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.
Randall Hartolaksono (Pemadam Api Ramah Lingkungan)
Arek
Suroboyo kelahiran 16 Maret 1956 ini tahun 1979 tanpa sengaja menemukan bahan
pemadam api dari kulit ketela pohon. Ketika sedang melakukan uji coba
menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry
College-London University, Inggris, ia menumpahkan cairan buatannya ke atas api.
Ajaib, api langsung padam. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui
bahwa cairan tersebut jika terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat
menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di
penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran.
Prof. Dr. Rahmiana Zein (Kromatografi Tercepat Di Dunia)
Di
bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada
tahun 1998, ia yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor
bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini
peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa
kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia
dalam waktu kurang dari 10 menit.
Mulyoto Pangestu (Teknik Pengeringan Sperma)
Riset
Mulyoto Pangestu tentang upaya pembekuan sperma hewan dengan cara sederhana dan
murah telah mengantarnya meraih penghargaan tertinggi (Gold Award) dalam
kompetisi Young Inventors Awards, yang diadakan majalah The Far
Eastern Economic Review (FEER) dan Hewlett-Packard Asia Pasifik, tahun 2000. Temuannya
dipuji sebagai suatu terobosan.
Penemuan
Mulyoto sangat berguna bagi para ilmuwan dan dokter di negara sedang berkembang
yang kekurangan biaya untuk mengadakan peralatan pendingin. Peralatan cold storage untuk menyimpan bahan organis biasanya
membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan pendingin (coolant). Selain tangkinya mahal dan makan tempat,
nitrogen cair sangat berbahaya. Soalnya, agar tetap cair, nitrogen jenis ini
harus disimpan di bawah suhu minus 196 derajat Celcius.
Mulyoto
justru menemukan cara untuk mengeringkan dan menyimpan sperma dalam suhu
ruangan karena ia memakai jasa gas nitrogen. Istimewanya, bahan yang dipakainya
amat murah, hanya sekitar Rp2.500, yakni dua lapis tabung plastik mini (ukuran
0,250 ml dan 0,500 ml) yang disegel dengan panas (heat-sealed), kemudian dibungkus lagi dengan aluminium
foil. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash
University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai penemunya.
Dr. Warsito Purwo Taruno (Pemindai 4 Dimensi)
Pria
kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1967, ini dikenal dunia sebagai penemu Electrical
Capacitance Volume Tomography (ECVT) pada tahun 2006. ECVT merupakan teknologi
yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 4
dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi
ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi
di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga
nano-teknologi.
Yogi Ahmad Erlangga (Persamaan Helmholtz)
Pria
kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974 ini berhasil memecahkan persamaan
Helmholtz saat menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda
tahun 2005. Terpecahkannya Persamaan Helmholtz ini membuat banyak perusahaan
minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih
cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa
diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam.
Khoirul Anwar (2010 - Sistem Telekomunikasi 4G berbasis
OFDM)
Alumnus
ITB kelahiran Kediri 22 Agustus 1978 di Kediri, Jawa Timur ini bersama
koleganya, merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya
seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat penghargaan pada 2010,
dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology
Conference (IEEE VTC), Taiwan.
Sumber : http://intisari-online.com